PuisiChairil Anwar. victry.ani. By Victry Ani S
Ilustrasi. Puisi Karya Chairil Anwar. - Banyak puisi karya Chairil Anwar yang masih terus dikenal hingga sekarang. Meski puluhan tahun berlalu sejak karya sastra pertamanya lahir, namun puisi karya Chairil Anwar masih terus dinikmati. Puisinya berbicara mengenai berbagai hal, seperti bertema cinta hingga perjuangan membela Tanah Air. Seperti apa berbagai puisi karya Chairil Anwar tersebut? Sebelum mengetahui karya-karya puisinya, mari mengenal sekilas sosok Chairil Anwar terlebih dahulu. Chairil Anwar merupakan seorang penyair terkemuka di Indonesia yang lahir di Medan, Sumatra Utara pada tanggal 26 Juli 1922. Sosok yang juga dikenal sebagai pelopor Angkatan 45 ini merupakan putra dari pasangan Toeloes dan Saleha, yang keduanya berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat. Ayahnya adalah seorang Bupati Indragiri, Riau, yang tewas dalam Pembantaian Rengat. Baca Juga Ini Sederet Puisi Chairil Anwar Paling Terkenal, Menyayat Hati! Baca Juga Pesona dan Kecantikannya Dipuji dalam Puisi China Kuno, Siapa Sangka Wen Jiang, Wanita Cantik Ini Terlibat dalam Pembunuhan Suaminya Sendiri Setelah Ketahuan Lakukan Hubungan Inses Selain itu, ia masih memiliki hubungan persaudaraan dengan Perdana Menteri pertama Indonesia, Sutan Syahrir, yaitu keponakannya. Chairil Anwar memulai pendidikannya di Hollandsch-Inlandsche School HIS atau sekolah dasar untuk kaum pribumi. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
BuatGadis Rasid Antara Daun-daun hijau Padang lapang dan terang Anak-anak kecil tidak bersalah, baru bisa lari-larian Burung-burung merdu Hujan segar dan menyembur Ilustrasi. Puisi Karya Chairil Anwar. - Banyak puisi karya Chairil Anwar yang masih terus dikenal hingga sekarang. Meski puluhan tahun berlalu sejak karya sastra pertamanya lahir, namun puisi karya Chairil Anwar masih terus dinikmati. Puisinya berbicara mengenai berbagai hal, seperti bertema cinta hingga perjuangan membela Tanah Air. Seperti apa berbagai puisi karya Chairil Anwar tersebut? Sebelum mengetahui karya-karya puisinya, mari mengenal sekilas sosok Chairil Anwar terlebih dahulu. Chairil Anwar merupakan seorang penyair terkemuka di Indonesia yang lahir di Medan, Sumatra Utara pada tanggal 26 Juli 1922. Sosok yang juga dikenal sebagai pelopor Angkatan 45 ini merupakan putra dari pasangan Toeloes dan Saleha, yang keduanya berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat. Ayahnya adalah seorang Bupati Indragiri, Riau, yang tewas dalam Pembantaian Rengat. Selain itu, ia masih memiliki hubungan persaudaraan dengan Perdana Menteri pertama Indonesia, Sutan Syahrir, yaitu keponakannya. Chairil Anwar memulai pendidikannya di Hollandsch-Inlandsche School HIS atau sekolah dasar untuk kaum pribumi. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs MULO. Ketika usianya menginjak 18 tahun, Chairil tidak lagi bersekolah. Ia mengatakan bahwa sejak usia 15 tahun, ia sudah bertekad untuk menjadi seniman. Ia mulai lebih mendalami dunia sastra saat tinggal di Batavia Jakarta, setelah pindah bersama ibunya pasca-perceraian orangtuanya. Puisi yang bertajuk "Nisan", merupakan karya sastra pertama Chairil Anwar. Puisi tersebut diciptakan Chairil Anwar pada tahun 1942, yang terinspirasi dari kematian neneknya. Selama hidupnya, Chairil Anwar melahirkan sebanyak 96 karya sastra, termasuk 70 puisi. Chairil Anwar meninggal pada tahun 1949, di usia yang terbilang muda, 27 tahun, karena penyakit paru-paru yang dideritanya. Berikut ini beberapa puisi karya Chairil Anwar dengan berbagai tema, seperti tentang cinta hingga perjuangan membela Tanah Air. 1. Cintaku jauh di pulau Cintaku jauh di pulau, gadis manis, sekarang iseng sendiri Perahu melancar, bulan memancar, di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar. angin membantu, laut terang, tapi terasa aku tidak kan sampai padanya. Di air yang tenang, di angin mendayu, di perasaan penghabisan segala melaju Ajal bertakhta, sambil berkata “Tujukan perahu ke pangkuanku saja,” Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh! Perahu yang bersama kan merapuh! Mengapa ajal memanggil dulu Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?! Manisku jauh di pulau, kalau kumati, dia mati iseng sendiri 2. Cinta dan benci Aku tidak pernah mengerti Banyak orang menghembuskan cinta dan benci Dalam satu napas Tapi sekarang aku tahu Bahwa cinta dan benci adalah saudara Yang membodohi kita, memisahkan kita Sekarang aku tahu bahwa Cinta harus siap merasakan sakit Cinta harus siap untuk kehilangan Cinta harus siap untuk terluka Cinta harus siap untuk membenci Karena itu hanya cinta yang sungguh-sungguh mengizinkan kita Untuk mengatur semua emosi dalam perasaan Setiap emosi jatuh… Keluarlah cinta Sekarang aku mengetahui implikasi dari cinta Cinta tidak berasal dari hati Tapi cinta berasal dari jiwa Dari zat dasar manusia Ya, aku senang telah mencintai Karena dengan melakukan itu aku merasa hidup Dan tidak ada orang yang dapat merebutnya dariku 3. Aku Aku Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi Maret 1943 4. Doa Kepada pemeluk teguh Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namamu Biar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruh cahayaMu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku aku hilang bentuk remuk Tuhanku aku mengembara di negeri asing Tuhanku di pintuMu aku mengetuk aku tidak bisa berpaling 5. Krawang-Bekasi Krawang-Bekasi Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi. Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju dan berdegap hati? Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu. Kenang, kenanglah kami. Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan 4-5 ribu nyawa Kami cuma tulang-tulang berserakan Tapi adalah kepunyaanmu Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa, Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata Kaulah sekarang yang berkata Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kenang, kenanglah kami Teruskan, teruskan jiwa kami Menjaga Bung Karno menjaga Bung Hatta menjaga Bung Sjahrir Kami sekarang mayat Berikan kami arti Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian Kenang, kenanglah kami yang tinggal tulang-tulang diliputi debu Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi Itulah beberapa puisi karya Chairil Anwar. Di antara puluhan puisinya, puisi bertajuk "Aku" menjadi salah satu karyanya yang paling fenomenal. Lewat karya Chairil Anwar itu pula, penyair ternama Indonesia ini dijuluki oleh teman-temanya sebagai "Si Binatang Jalang". Ingin ulasan lengkap tentang Chairil Anwar dan hal-hal yang tak pernah diketahui sebelumnya? Silakan beli koleksi Intisari terbaru di Grid Store atau Gramedia. *Tidakbergerak. dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalanmenyisir semenanjung, masih pengap harap. sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan. dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap. Puisi karya Chairil Anwar: AKU. Kalau sampai waktuku'.Bandung - Tanggal 28 April diperingati sebagai Hari Puisi Nasional setiap tahunnya di Indonesia. Hari Puisi Nasional ini diperingati sebagai bentuk penghargaan kepada Chairil Anwar, salah satu penyair tanah air yang memiliki peran penting dalam perkembangan sastra peringatan Hari Puisi Nasional, berikut ini 13 puisi populer karya para penyair legendaris 15 puisi populer karya para penyair legendaris Indonesia berikut ini. 1. Aku - Chairil AnwarKalau sampai waktuku'Ku mau tak seorang 'kan merayuTidak juga kauTak perlu sedu sedan ituAku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitkuAku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlariBerlariHingga hilang pedih perihDan akan lebih tidak peduliAku mau hidup seribu tahun lagi2. Hujan Bulan Juni - Sapardi Djoko DarmonoTak ada yang lebih tabahDari hujan bulan JuniDirahasiakannya rintik rindunyaKepada pohon berbunga ituTak ada yang lebih bijakDari hujan bulan JuniDihapusnya jejak-jejak kakinyaYang ragu-ragu di jalan ituTak ada yang lebih arifDari hujan bulan JuniDibiarkannya yang tak terucapkanDiserap akar pohon bunga itu3. Sajak Widuri Untuk Joki Tobing - RendraDebu mengepul mengolah wajah tukang-tukang mengendon di dalam kalbu miskin menentang Joki Tobing, kuseru kamu,kerna wajahmu muncul dalam Joki Tobing, kuseru kamukarena terlibat aku di dalam bis kota ke bis kotakamu duduk bersandingan,menyaksikan hidup yang perlahan tersirap darah kita,melihat sekuntum bunga telah mekar,dari puingan masa yang putus Dalam Kemah - Goenawan MohamadSudah sejak awal kita berterus terang dengan sebuah teori cinta adalah potongan- potongan pendek interupsi-lima menit, tujuh menit, empat.... Dan aku akan menatapmu dalam yang bisa bikin kau lelap setelah percakapan? Mungkin sebenarnya kita terlena oleh suara hujan di terpal kemah. Di ruang yang melindungi kita untuk sementara ini aku, optimis, selalu menyangka grimis sebenarnya ingin menghibur, hanya nyala tak ada lagi kini petromaks seakan-akan terbenam. Jam jadi terasa kecil. Dan ketika hujan berhenti, malam memanjang karena pohon-pohon kau mimpi. Kulihat seorang lelaki keluar dari dingin dan asap nafasmu kulihat sosok tubuhku, berjalan ke arah hutan. Aku tak bisa dekap itu bau kecut rumput, harum marijuana, pelan-pelan meninggalkan Herman - Sutardji Calzoum bachriherman tak bisa pijak di bumi tak bisa malam di bulantak bisa hangat di matari tak bisa teduh di tubuhtak bisa biru di lazuardi tak bisa tunggu di tanahtak bisa sayap di angin tak bisa diam di awantak bisa sampai di kata tak bisa diam di diam tak bisa paut di muluttak bisa pegang di tangan takbisatakbisatakbisatakbisatakbisatakbisadi mana herman? kau tahu?tolong herman tolong tolong tolong tolongtolongtolongtolongngngngngng!6. Ibu - Chairil AnwarPernah aku ditegurKatanya untuk kebaikanPernah aku dimarahKatanya membaiki kelemahanPernah aku diminta membantuKatanya supaya aku pandaiIbu...Pernah aku merajukKatanya aku manjaPernah aku melawanKatanya aku degilPernah aku menangisKatanya aku lemahIbu...Setiap kali aku tersilapDia hukum aku dengan nasihatSetiap kali aku kecewaDia bangun di malam sepi lalu bermunajatSetiap kali aku dalam kesakitanDia ubati dengan penawar dan semangatdan bila aku mencapai kejayaanDia kata bersyukurlah pada TuhanNamun...Tidak pernah aku lihat air mata dukamuMengalir di pipimuBegitu kuatnya dirimu...Ibu...Aku sayang padamu...Tuhanku....Aku bermohon pada-MuSejahterahkanlah diaSelamanya...7. Hatiku Selembar Daun - Sapardi Djoko DarmonoHatiku selembar daunMelayang jatuh di rumputNanti duluBiarkan aku sejenak terbaring di siniAda yang masih ingin kupandangYang selama ini senantiasa luputSesaat adalah abadiSebelum kausapu tamanmu setiap pagi8. Sajak Matahari - RendraMatahari bangkit dari sanubarikuMenyentuh permukaan samodra rayaMatahari keluar dari mulutkuMenjadi pelangi di cakrawalaWajahmu keluar dari jidatkuWahai kamu, wanita miskin!kakimu terbenam di dalam lumpurKamu harapkan beras seperempat gantangDan di tengah sawah tuan tanah menanammu!Satu juta lelaki gundulkeluar dari hutan belantaratubuh mereka terbalut lumpurdan kepala mereka berkilatanmemantulkan cahaya matahariMata mereka menyalaTubuh mereka menjadi baraDan mereka membakar duniaMatahari adalah cakra jinggaYang dilepas tangan Sang KrishnaIa menjadi rahmat dan kutukanmuYa, umat manusia!9. Dia dan Aku - Sitor SitumorangAkankah kita bercinta dalam kealpaan semesta?- Bukankah udara penuh hampa ingin harga? -Mari, Dik, dekatkan hatimu pada api iniTapi jangan sampai terbakar sekaliAkankah kita utamakan percakapan begini?- Bukankah bumi penuh suara inginkan isi? -Mari, Dik, dekatkan bibirmu pada bisikan hatiTapi jangan sampai megap napas bernyanyiBukankah dada hamparkan warnaDi pelaminan musim silih bergantiPadamu jua kelupaan dan janjiAkan kepermainan rahasiaPermainan cumbu-dendam silih bergantiKemasygulan tangkap dan lari10. Lukisan Berwarna - Joko Pinurbountuk Andreas dan DorotheaHujan beratus warnatumpah di hamparan kanvas bersorak gembirasebab dari ranting-rantingnya yang sakitkuncup jua daun-daun beratus bernyanyi riang,terbang riuh dari dahan ke dahandengan sayap beratus malaikat kecil menganyam cahaya,membentangkan bianglaladi bawah langit beratus beratus warna kautumpahkanke celah-celah sunyiyang belum sempat tersentuh Taman Di Tengah Pulau Karang - Taufik IsmailDi tengah Manhattan menjelang musim gugurDalam kepungan rimba baja, pucuknya dalam awanEngkau terlalu bersendiri dengan danau kecilmuDan perlahan melepas hijau daunanBebangku panjang dan hitam, lusuh dan retakSeorang lelaki tua duduk menyebarRemah roti. Sementara itu berkelepakBurung-burung merpatiDi lingir Manhattan bergelegar pengorek karangMerpati pun kaget beterbanganSuara mekanik dan racun rimba bajaMenjajarkan pohon-pohon dukaMusim panas terengah melepas napasPepohonan meratapinya dengan geletar rantingOrang tua itu berkemas dan tersaruk pergiBadai pun memutar daunan dalam kerucutMakin meninggi12. Peringatan - Widji ThukulJika rakyat pergiKetika penguasa pidatoKita harus hati-hatiBarangkali mereka putus asaKalau rakyat bersembunyiDan berbisik-bisikKetika membicarakan masalahnya sendiriPenguasa harus waspada dan belajar mendengarBila rakyat berani mengeluhItu artinya sudah gawatDan bila omongan penguasaTidak boleh dibantahKebenaran pasti terancamApabila usul ditolak tanpa ditimbangSuara dibungkam kritik dilarang tanpa alasanDituduh subversif dan mengganggu keamananMaka hanya ada satu kata lawan!.13. Ujung-Ujung Hujan - Aan Mansyurdulu dalam dingin kita berpelukansambil membayangkan ujung-ujung hujansebagai kembang api yang merayakancinta yang tak akan pernah dijarakkansampai tibalah hari haru itukau berlalu, aku menutup pintudan ujung-ujung hujan yang jatuhtumbuh jadi rerumputn dan perduhari ini, tiba-tiba aku ingat kau,di dada jalan yang membawamu jauhsetiap ujung hujan yang menyentuhadalah mekaran bunga-bunga beribuItulah 13 puisi populer karya para penyair legendaris Indonesia yang abadi sepanjang masa. Selamat Hari Puisi Nasional detikers! Simak Video "Lukman Sardi Terbawa Emosi Saat Bacakan Karya Puisi Chairil Anwar" [GambasVideo 20detik] tey/tey
Infografis Puisi Cinta Chairil Anwar Foto Bagus Permadi/kumparanPenyair, eksentrik, dan bebas.“Mampus kau dikoyak sepi”, “Aku ingin hidup seribu tahun lagi”, atau “Hidup hanya menunda kekalahan” merupakan salah sedikit dari kutipan karyanya yang abadi baik lewat mural, sablon kaus, atau menjadi pepatah milik sejuta umat. Chairil Anwar namanya. Penyair kelahiran Medan, 26 Juli 1922 ini menjadi salah satu ikon puisi modern tanah air. Tanggal kelahirannya bahkan dideklarasikan sebagai Hari Puisi Indonesia pada 2012. Di balik nama besar Chairil yang kita kenal sebagai Pelopor Angkatan 45, terkandung kisah hidupnya yang bisa dibilang Anwar mati muda pada usia 26 tahun -tanpa alamat, miskin, komplikasi penyakit, dan kepengarannya cukup singkat, dari 1943 hingga singkat, Chairil tercatat melahirkan 73 puisi, 2 sajak saduran, dan beberapa antara puisi-puisinya, terselip nama-nama perempuan yang menjadi persembahan bagi karyanya. Siapa saja mereka? Nama Ida ditemukan dalam beberapa puisi Chairil. Jika melihat kronologi waktu pada puisinya, nama Ida pertama kali muncul dalam puisi berjudul Ajakan pada Februari 1943."Ida. Menembus sudah caya/Udara tebal kabut/Kaca hitam lumut/Pecah pencar sekarang," bunyi baris pertama puisi Nasution adalah seorang esais dan penerjemah yang juga mengelola ruang kebudayaan Gelanggang di Majalah Siasat bersama Chairil. Ida, perempuan kelahiran 1924 ini, dikenal sebagai penerjemah yang handal. Di antara terjemahannya adalah Pemenang atau Les Conquerents karya Andre Gide dan dimuat oleh Majalah dalam puisi Ajakan, Ida disebut oleh Chairil dalam Bercerai 7 Juni 1943, Merdeka 14 Juli 1943, dan Selama Bulan Menyinari Dadanya 1948.Tak hanya dalam puisi, nama Ida pun disebut Chairil dalam pidato yang dibuat pada 1943 untuk dibacakan di muka Angkatan Baru Pusat Kebudayaan pada 7 Juli 1943. Apakah ungkapan cinta Chairil berbalas?Sayangnya tidak. Ida, kepada HB Jassin, menyebut Chairil sebagai "binatang jalang" sesungguhnya."Apa yang bisa diharapkan dari manusia yang tidak karuan itu?" ujar Ida kepada Jassin kala Ida berkahir tragis. Pada tahun 1948, di usia 24 tahun, ia hilang tanpa bekas dalam perjalanan naik mobil dari Jakarta ke tragedi tersebut, Chairil menuliskan, ini tempat terikat pada Ida dan ini ruangan "pas bebas"/Selama bulan menyinari dadanya jadi pualam/ranjang padang putih tiada batas. Perempuan Chairil Anwar. Foto Dok. seri buku saku tempo Puisi berjudul Hampa dipersembahkan kepada Sri yang selalu sangsi ini bertanggal Maret 1943. Chairil tahu perasaannya tak akan terbalas karena Sri telah memiliki tunangan -seorang dokter bernama Soeparsono. Sri berkenalan dengan Chairil pada 1942. Ketika berkuliah di de Faculteit der Oorsterse Letteren en Wijsbergeerte -yang kini menjadi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Sri terpaksa menganggur karena Jepang menutup semua pun menjadi penyiar radio Jepang, Jakarta Hoso Kyokam. Di situlah Sri bertemu Chairil. Kecantikan Sri yang menarik pandang mata Chairil diceritakan Alwi Shahab, wartawan senior Republika."Ibu Sri masih terlihat rupawan meski sudah menginjak kepala sembilan." Sri wafat pada 30 Desember Tamaela diperkenalkan pada Chairil oleh Des Alwi, putra dari Sutan Sjahrir, ketika Chairil menumpang di rumah Sjahrir tahun 1942. Mereka bertiga lantas menjadi sahabat baik karena rumah Dien tak berjarak jauh dari rumah Sjahrir. Dien, putri asal Maluku kelahiran 1923 ini, ditinggalkan ayahnya sejak berumur 15 tahun. Sebagai seorang Maluku yang tinggal di Batavia, Dien harus menghadapi berbagai kecurigaan dari suku Alwi dalam Friends and Exiles menyebut Chairil dan Dien seperti Pattiradjawane/Yang dijaga datau-datu/Cuma satu merupakan salah satu penggalan lirik dari Chairil dalam puisi Cerita buat Dien Tamaela. Pattirawadjawane merupakan nama belakang ibu Dien meninggal di usia 25 tahun akibat tuberkulosis pada 8 Agustus Rasid, wartawan asal Sumatera kelahiran 1923 ini dikenal ulet dan gigih. Begitu kagumnya Chairil pada Gadis hingga mempersembahkan satu puisi berjudul Buat Gadis Rasid pada pernah berkarier sebagai reporter surat kabar di Negeri Belanda, Nieuwe Rotterdamse Courant NRC. Kemudian ia menjadi wartawan di koran Pedoman sejak akhir tahun 1950-an, Gadis menjadi anggota dewan redaksi Majalah Siasat yang dipimpin oleh Rosihan Anwar dan Soedjatmoko. Dari situlah kekaguman Chairil muncul. Namun Gadis menikah dengan Henk J. Rondonuwu dan dianugerahi seorang anak perempuan bernama Ratna Irma. Meski kemudian bercerai, Gadis memilih tetap menjanda hingga ajal menjemputnya pada 1988 -pada tanggal yang sama dengan kematian Chairil, 28 diketahui nama sebenarnya, namun puisi Tuti Artic dicipta Chairil pada 1947. Pergaulan Chairil yang luas membuat dia banyak berkenalan dengan pelajar-pelajar sekolah MULO, HBS, atau bahagia sekarang dan nanti jurang ternganga, Adikku yang lagi keenakan menjilat es artic; Sore ini kau cintaku, kuhiasi dengan susu + coca cola. Isteriku dalam latihan kita hentikan jam berdetik. Banyak orang berpendapat, Tuti hanyalah cinta sesaat Puisi Cinta Chairil Anwar Foto Bagus Permadi/kumparanKarinah adalah putri seorang dokter di Medan. Jalinan kisah antara Chairil dan Karinah mungkin hanya mereka saja yang tahu. Puisi persembahan untuk Karinah berjudul Kenangan yang digubah pada 1943, berbunyi, Halus rapuh ini jalinan kenang/Hancur hilang belum dipegang/Terhentak/Kembali di itu-itu Karinah adalah kasih tak sampai Chairil atau sekadar cinta monyet di masa muda sebelum Chairil hijrah ke ibu tak sengaja bertemu Chairil di pantai Cilincing ketika Chairil duduk tenggelam dalam sebuah buku."Sikap masa bodonya terhadap keramaian yang membuatku tertarik," cerita Mirat mengenang awal pertemuan mereka. Mirat yang seorang pelukis jatuh cinta pada Chairil sang penyair. Namun hubungan ini ternyata mencemaskan orang tua dipanggil pulang ke Paron, desa kecil di perbatasan Solo dan Madiun. Chairil sempat menyusul Mirat, namun penolakan secara halus terpaksa diterima oleh Chairil."Anak cari kerja dulu yang baik dan tetap, nanti kita bicarakan lagi," jawab orang tua Mirat pada Chairil."H, Aku berada di kamarku sendiri. Terasa sendiri/dengan buku-bukuku lagi ketika sebelum kawin dengan kau.." Fragmen yang belum usai itu ditulis Chairil untuk Hapsah, perempuan yang dinikahinya pada 6 September buku Nasjah Djamin, Hari-hari Akhir si Penyair, Chairil meluapkan kerinduannya pada Hapsah setelah mereka berpisah. Hapsah, perempuan kelahiran Sukabumi pada 11 Mei 1922, menikah dengan Chairil setelah tiga bulan berkenalan. Mereka dikaruniai putri bernama Evawani Alissa pada 17 Juni 1947. Namun kelahiran putri mereka tak bisa menyelamatkan keretakan rumah tangga Chairil dan Hapsah yang berakar pada persoalan maksudku mau berbagi nasib, nasib adalah kesunyian masing-masing. Kupilih kau dari yang banyak, tapi sebentar kita sudah dalam sepi lagi terjaring,- Chairil Anwar
Berikutini adalah contoh materi lomba Cipta puisi untuk anak usia SD (Sekolah Dasar) dengan tema : Cinta tanah air harapan Indonesia INDONESIA MULIA PERKASA Penuh cinta Indonesialu Penuh syukur Indonesiaku Penuh makna mulia perkasa Semoga tetap jaya Jangan kiranya petaka menimpa Cerah ceria Indonesiaku Subur dan makmur tanah airnya AdilPuisi Chairil Anwar Tentang Cinta Tanah Air - Here's Puisi Chairil Anwar Tentang Cinta Tanah Air collected from all over the world, in one place. The data about Puisi Chairil Anwar Tentang Cinta Tanah Air turns out to be....puisi chairil anwar tentang cinta tanah air, riset, puisi, chairil, anwar, tentang, cinta, tanah, air LIST OF CONTENT Opening Something Relevant Conclusion Recommended Posts of Puisi Chairil Anwar Tentang Cinta Tanah Air Conclusion From Puisi Chairil Anwar Tentang Cinta Tanah Air Puisi Chairil Anwar Tentang Cinta Tanah Air - A collection of text Puisi Chairil Anwar Tentang Cinta Tanah Air from the internet giant network on planet earth, can be seen here. We hope you find what you are looking for. Hopefully can help. Thanks. See the Next PostPenulisbermaksud mengumpulkan puisi-puisi cinta dari Chairil Anwar agar sewaktu-waktu bila ada yang membutuhkannya bisa dengan segera mendapatkannya. Mudah-mudahan dengan membaca sedikit puisi ini, ilmu dan wawasan kita bertambah luas. Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan Menyusur semenanjung, masih Pasti pernah ngerasin jatuh cinta Bahasa Inggris Fall in Love with Someone kepada seseorang dong? tentu ada perjuangan bahkan pengorbanan untuk mendapatkannya. Perasaan cinta adalah hal wajar, bukan cuma kamu aja kok, saya sama. Biasanya kalau sudah kaya gitu pengen banget ngungkapin isi hati tetapi kadang ragu takut cinta bertepuk sebelah tangan. Bikin galau juga, klo ngga diucapkan malah nyesek, kata teman sih mendingan diutarain daripada dia tidak tau. Nah kebetulan punya beberapa koleksi puisi terkenal singkat dan panjang khusus mengenai cinta dari sastrawan terkenal Indonesia Chairil Anwar. Penasaran dengan kumpulan puisi-puisi cinta? terutama puisi karya Chairil Anwar, silahkan lanjut bacanya. Puisi Cinta Karya Chairil Anwar Cinta dan benci Aku tidak pernah mengerti Banyak orang menghembuskan cinta dan benci Dalam satu napas Tapi sekarang aku tahu Bahwa cinta dan benci adalah saudara Yang membodohi kita, memisahkan kita Sekarang aku tahu bahwa Cinta harus siap merasakan sakit Cinta harus siap untuk kehilangan Cinta harus siap untuk terluka Cinta harus siap untuk membenci Karena itu hanya cinta yang sungguh2 mengizinkan kita Untuk mengatur semua emosi dalam perasaan Setiap emosi jatuh... Keluarlah cinta Sekarang aku mengetahui implikasi dari cinta Cinta tidak berasal dari hati Tapi cinta berasal dari jiwa Dari zat dasar manusia Ya, aku senang telah mencintai Karena dengan melakukan itu aku merasa hidup Dan tidak ada orang yang dapat merebutnya dariku Mirat Muda, Chairil Muda Karya Chairil Anwar Dialah, Miratlah, ketika mereka rebah menatap lama ke dalam pandangnya coba memisah matanya menantang yang satu tajam dan jujur yang sebelah Ketawa diadukan giginya pada mulut Chairil, dan bertanya “Adakah, adakah kau selalu mesra dan aku bagimu indah ?” Mirat raba urut Chairil, raba dada Dan tahukah dia kini, bisa katakan dan tunjukkan dengan pasti di mana menghidup jiwa, menghembus nyawa Liang jiwa-nyawa saling berganti. Dia rapatkan Dirinya pada Chairil makin sehati hilang secepuk segan, hilang secepuk cemas hiduplah Mirat dan Chairil dengan deras menuntut tinggi, tidak setapak berjarak dengan mati 1949 DERAI DERAI CEMARA cemara menderai sampai jauh terasa hari akan jadi malam ada beberapa dahan di tingkap merapuh dipukul angin yang terpendam aku sekarang orangnya bisa tahan sudah berapa waktu bukan kanak lagi tapi dulu memang ada suatu bahan yang bukan dasar perhitungan kini hidup hanya menunda kekalahan tambah terasing dari cinta sekolah rendah dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan sebelum pada akhirnya kita menyerah 1949 Tak Sepadan Aku kira Beginilah nanti jadinya Kau kawin, beranak dan berbahagia Sedang aku mengembara serupa Ahasveros Dikutuk-sumpahi Eros Aku merangkaki dinding buta Tak satu juga pintu terbuka Jadi baik juga kita padami Unggunan api ini Karena kau tidak kan apa-apa Aku terpanggang tinggal rangka Cintaku Jauh Di Pulau Cintaku jauh di pulau, gadis manis, sekarang iseng sendiri Perahu melancar, bulan memancar, di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar. angin membantu, laut terang, tapi terasa aku tidak kan sampai padanya. Di air yang tenang, di angin mendayu, di perasaan penghabisan segala melaju Ajal bertakhta, sambil berkata “Tujukan perahu ke pangkuanku saja,” Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh! Perahu yang bersama kan merapuh! Mengapa Ajal memanggil dulu Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?! Manisku jauh di pulau, kalau ku mati, dia mati iseng sendiri. 1946 Yang Terampas dan Yang Terputus kelam dan angin lalu mempesiang diriku, menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin, malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu di Karet, di Karet daerahku sampai juga deru dingin aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu; tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku 1949 Rumahku Rumahku dari unggun-timbun sajak Kaca jernih dari luar segala nampak Kulari dari gedong lebar halaman Aku tersesat tak dapat jalan Kemah kudirikan ketika senjakala Di pagi terbang entah ke mana Rumahku dari unggun-timbun sajak Di sini aku berbini dan beranak Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang Aku tidak lagi meraih petang Biar berleleran kata manis madu Jika menagih yang satu Senja Di Pelabuhan Kecil kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada ceritatiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalanmenyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap Puisi karya Chairil Anwar AKU Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih perih Dan akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi Puisi Cinta Singkat "HAMPA" PuisiChairil Anwar Kepada sri Sepi di luar. Sepi menekan mendesak. Lurus kaku pohonan. Tak bergerak Sampai ke puncak. Sepi memagut, Tak satu kuasa melepas-renggut Segala menanti. Menanti. Menanti. Sepi. Tambah ini menanti jadi mencekik Memberat-mencekung punda Sampai binasa segala. Belum apa-apa Udara bertuba. Setan bertempik Ini sepi terus ada. Dan menanti. Kunjungi Puisi Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Kata Kata Cinta Indah Bertepuk Sebelah Tangan 20 KATA BIJAK TENTANG KEHIDUPAN, CINTA DAN PERSAHABATAN