a Pariwisata telah menjadi aktivitas sosial ekonomi dominan dewasa ini, bahkan disebut-sebut sebagai “Industri terbesar sejak ahir abad 20” (WTO, 2000) yang juga menyangkut “Pergerakan barang, jasa, dan manusia dalam skala terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah manusia”. b.
ArticlePDF AvailableAbstract and FiguresThis article aims to discuss the current research trends on the tourism destination competitiveness. This research is sistemic literature review by using Publish or Perish software for data mining and VOSviewer for data analysis and visualization. The results indicate 4 research cluster themes on tourism destination competitiveness and 5 research clusters related to tourism destination competitiveness. The main cited articles on tourism destination competitiveness for period of 2005-2020 are Larry Dwyer, Chulwo Kim, Tanja Mihalic, Tanja Amenski, Vanja Dragineva, and Ugljesa Stankov. Based on the research findings, we state that the research gaps in the tourism destination competitiveness are still wide open, particularly in Indonesia. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Article Corresponding Author Name Khaeril Khaeril Email pettalla14 Daya Saing Tujuan Wisata Kajian Pustaka Sistematis Indonesian Journal of Tourism and Leisure, 2020 Vol. 01 2, 103-117 © The Journal, 2020 DOI Journal Article History Received October 13th, 2020 Revised December 27th, 2020 Accepted December 29th, 2020 Khaeril Khaeril STIEM Rutu Nusa, Ambon, Maluku, Indonesia & Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia Email pettalla14 Mahlia Muis Univeritas Hasanuddin, Makasar, Sulawesi Selatan, Indonesia Email mahliamusi Jusni Universitas Hasanuddin, Makasar, Sulawesi Selatan, Indonesia Email jusni_mju Madris Universitas Hasanuddin, Makasar, Sulawesi Selatan, Indonesia Email madriskandar ABSTRACT This article aims to discuss the current research trends on the tourism destination competitiveness. This research is sistemic literature review by using Publish or Perish software for data mining and VOSviewer for data analysis and visualization. The results indicate 4 research cluster themes on tourism destination competitiveness and 5 research clusters related to tourism destination competitiveness. The main cited articles on tourism destination competitiveness for period of 2005-2020 are Larry Dwyer, Chulwo Kim, Tanja Mihalic, Tanja Amenski, Vanja Dragineva, and Ugljesa Stankov. Based on the research findings, we state that the research gaps in the tourism destination competitiveness are still wide open, particularly in Indonesia. Keywords Tourism; Tourism Destination Competitiveness; Literure Review, Bibliometric ABSTRAK Artikal ini bertujuan untuk membahas trend terkini penelitian tentang daya saing destinasi wisata. Penelitian ini merupakan literature review dengan menggunakan software Publish or Perish untuk penggalian data dan VOSviewer untuk analisis dan visualisasi data. Temuan penelitian menunjukkan 4 tema kluster penelitian tentang daya saing destinasi wisata dan 5 kluster penelitian yang berkaitan dengan daya saing destinasi wisata. Artikel yang menjadi rujukan utama dalam penelitian daya saing destinasi wisata dalam kurun waktu 2005-2020 adalah Larry Dwyer, Chulwo Kim, Tanja Mihalic, Tanja Amenski, Vanja Dragineva, dan Ugljesa Stankov. Berdasarkan temuan penelitian, kami menyimpulkan bahwa celah penelitian daya saing destinasi wisata masih terbuka lebar, terutama di Indonesia. Keywords Pariwisata; Daya Saing destinasi Wisata; Literature Review; Bibliometrik 104 Khaeril, Mahlia Muis, Jusni dan Matris Copyright © 2020, Indonesian Journal of Tourism and Leisure 1. Pendahuluan Daya saing merupakan sebuah tema yang mengukur kemampuan atau keunggulan suatu perusahaan, daerah, bahkan produk dalam pasar tertentu. Daya saing dirumuskan dan diperjuangkan, dikembangkan secara berkelanjutan oleh suatu perusahaan atau perusahaan daerah agar dapat memenangkan persaingan dalam pasar. Di sektor wisata, daya saing tidak bisa dilepaskan dari beberapa konsep dasar yang harus diperhatikan di dalamnya. Aspek tersebut antara lain access akses, accommodation akomodasi, attraction atraksi, activity aktivitas, amenity amenitas, dan ancillary services layanan fasilitas yang biasa dikenal dengan 6 A dalam Wisata Evans et al., 2019. Selain itu, juga terdapat empat elemen penting dalam pariwisata, yaitu people orang, atau wisatawan , money pengeluaran/belanja, penerimaan, time waktu tinggal dan durasi perjalanan wisatawan, dan space jarak dan seberapa jauh wisatawan melakukan perjalanan. Daya saing destinasi wisata Tourism Destination Competitivness/TDC telah dipelajari lebih dari 20 tahun. Dalam mengevaluasi daya saing destinasi wisata ada dua hal yang penting untuk diselesaikan atau dipecahkan oleh para peneliti yaitu, menyediakan model evaluasi dan memilih metode untuk mengevaluasi. Selain itu, terdapat tiga aspek yang umum dalam menyusun/mengembangkan model daya saing destinasi wisata. Pertama berfokus pada destination image atau tingkat daya tarik atraksi Zatori & Beardsley, 2017. Kedua, menggunakan kerangka kerja dari “Diamond Of National Competitiveness“ yang dipopulerkan oleh Porter, sebagaimana dikutip oleh Estevão & Ferreira 2009. Cristina Estevao pada dasarnya mengajukan model dengan empat determinant yang menentukan daya saing sebuah bangsa yaitu factor condition, demand condition, related and suppoted industries, dan firm strategy, structur and rivalry. Ketiga, menggabungkan keduanya seperti yang dilakukan oleh Blain, Levy & Ritchie 2005. Model mereka yang banyak digunakan dan menginspirasi peneliti yang lain untuk semakin mengeksplore tentang tema daya saing destinasi wisata. Penelitian tentang daya saing destinasi wisata telah menjadi sesuatu yang menarik sekaligus rumit karena dalam tema ini banyak melibatkan stakeholder dan banyak sekali variabel yang terkait di dalamnya. Setidaknya, terdapat tiga masalah yang menjadi penting dan sebab yang saling terkoneksi dalam daya saing destinasi wisata. Pertama, konsepnya sangat kompleks, banyak persfektif yang digunakan untuk mengkaji topik ini misalnya pendekatan atraksi, pendekatan harga, holistic Multi-layered, pendekatan branding dan image, marketing dan management. Kedua, lingkungan yang beragam dan melibatkan banyak stakeholder, akhirmya menyebabkan tidak adanya konsensus defenisi daya saing. Ketiga, karena tidak adanya defenisi daya saing yang di terima secara luas dan jelas Novais, Ruhanen, & Arcodia, 2018. Destinasi wisata sangat penting untuk diteliti, dibangun, atau menjaga reputasi yang kuat serta berusaha dengan langkah-langkah strategis untuk membangun reputasi, dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut open up potencial controversial question of destination autenthenticity membuka pertanyaan kontrovesioal tentang keautentikan destinasi, Brand Narratives narasi branding, Leadership and autorshiop performatively kepemimpinan dan kinerja kepemilikan, story telling kekuatan cerita pengunjung dan aesthetics estetika Morgan, Pritchard, & Pride, 2011. Dengan demikian, dstinasi wisata harus membangun kompetensi, yaitu kemampuan untuk menyediakan produk-produk dan jasa secara keseluruhan yang diharapkan sebagai jalan untuk semua elemen terlibat dan pariwisata. Daya saing destinasi wisata merepsentasikan kemampuan satu negara untuk menciptakan lebih banyak nilai, meningkatkan pendapatan nasional melalui aset, proses dan kedekatan managemen dalam sebuah model kehidupan sosial dan ekonomi, dan hal ini diperlukan persiapan yang yang matang dan futuristik untuk generasi yang mendatang. Croes dan Kubickova membangun indikator kinerja sebuah negara dalam mengelola destinasi antara lain tingkat kunjungan wisatawan, pemintaan wisatawan, ukuran industri dan ekonomi pariwisata, tambahan Indonesian Journal of Tourism and Leisure, 01 2, 2020 105 Copyright © 2020, Indonesian Journal of Tourisme and Leisure nilai pariwisata pada GDP daerah/negara dan standar kualitas hidup yang berlaku dalam sebuah negara Croes, 2011. Pemerintah sebagai fasilitator, regulator dalam ekonomi pasar dan sebuah negara dengan kemampuannya dalam mengeksekusi anggaran dan kebijakan harus mengarahkan belanja negara yang kuat untuk mendukung terciptanya daya saing sebuah destinasi Firdaus & Tutri, 2017 karena dengan membangun daya saing periwisata pada dasarnya akan berdampak pada beberapa hal yaitu peciptaan lapangan kerja yang besar, pariwisata akan berkontribusi pada pendapatan negara, meningkatkan kualitas hidup penduduk lokal, tingkat kualitas infrastruktur dasar dan startegi sebuah daerah wisata, agar bisa bersaing dengan destinasi lain yang ada berbagai dunia. Membangun daya saing destinasi wisata harus dilakukan secara terus menerus dengan menunjukkan kinerja yang baik dengan pesaing lainnya Croes, 2011. Daya saing tujuan wisata harus terus dievaluasi berdasarkan pada kinerja dan effisiensi, sehingga kebutuhan akan pengukuran kinerja pariwisata menuntut agar tersedia payung hukum atau kebijakan pariwisata yang diperuntukan demi pencapaian indikator pencapain strategis di masa depan Assaf & Josiassen, 2012. Daya saing destinasi wisata fokus pada faktor-faktor utama yang menyebabkan sebuah destinasi wisata bisa berdaya saing dan faktor- faktor yang mendukung pariwisata dan managemen destinasi. Mazanec et al. 2007 berpendapat bahwa untuk mengukur kinerja pariwisata sebagai konstruk yang laten, dimana di dalamnya direpsentasikan dengan 3 variabel yaitu market share yang di dasarkan pada kedatangan internasional market share base on Internasional Arrivals, pertumbuhan pariwisata dan Ivanova et al., 2018 distance-weighted market share. Artikel ini bertujuan untuk menemukan pertama, gap dan tema-tema baru dalam kontek daya saing destinasi wisata. Kedua, menemukan model- model dominan yang telah diciptakan oleh para peneliti sebelumnya dalam tema daya saing destinasi wisata. Ketiga, menemukan penulis mana yang dominant berkontribusi dalam penelitian daya saing destinasi wisata.. 2. Telaah Literatur Daya saing destinasi wisata atau destination competitiveness didefensikan sebagai the total tourism contribution to GDP per Tourism employee Cvelbar, Dwyer, Koman, & Mihalic, 2016. Ritchie & Crouch mengungkapkan international competitiveness of a tourism destionation could be define as Its ability to attract nonresident touris de la Peña, Núñez-Serrano, Turrión, & Velázquez, 2019. Selain itu Ritchie & Ritchie 1998 mendefenisikan destination competitiveness sebagai the ability to increase tourism expenditure, to increasingly attract visitors while providing them with satisfying, memorable experiences, and to do so in a profitable way, while enhacing the well-being of destination residents and preserving the antural capital of destination for future generation. Menurut Ricthie dan Crouch yang dikutip oleh de la Peña et al. 2019 aspek determinant daya saing destinasi wisata adalah 1. Faktor pendukung dan sumber daya, 2. Sumber daya dan daya tarik utama, 3. Tata kelola destinasi, 4. Kebijakan, perencanaan dan pengembangan destinasi, dan 5. Determinasi kualifikasi dan penguatan. De la Peña et al. 2017 juga menawarkan dua indikator utama dalam mengukur kompetisi wisata internasional, yaitu international tourist arrivals ITAS dan International tourism receipts ITRS. Dupeyras & Maccallum, 2013 mendefenisikan daya saing destinasi wisata sebagai the ability of the place to optimize its attractiveness for residents and noon-residents, to delivery quality, innovative and attractiveness good value for money tourism services to consumer and to gain market shares on demestic and global market places, while ensuring that the available resources supporting tourism are used efficiently and in sustainable way. Croes, 2011 mengukur daya saing tujuan wisata untuk pulau kecil menggunakan WTTCC indeks di Caribbrean dengan menggunakan delapan indikator antara lain price, human tourism, infrastructure enviroment, technology, human resources, openess, and social aspects. Du Plessis et al., 2017 menemukan bahwa faktor utama yang mempengaruhi destinasi wisata global di Afrika selatan antara lain safety and security, quality of service, value of money, geographical features and attitude toward tourism. 106 Khaeril, Mahlia Muis, Jusni dan Matris Copyright © 2020, Indonesian Journal of Tourism and Leisure Ada beberapa peneliti yang melakukan penelitian yang sifatnya Makro seperti Cossío-Silva, Revilla-Camacho, & Vega-Vázquez 2018 yang meneliti daya saing destinasi wisata di Portugal. Ia menemukan bahwa dengan karakterisktik negara yang berbeda dalam hal sumber daya alam, kekayaan budaya adalah faktor yang membantu sebuah wilayah menjadi lebih baik dan menarik bagi wisatawan. Selanjutnya Silva dan Pinto juga menemukan bahwa ada artikulasi dan perbedaan agen-agen ekonomi dan formasi kluster yang dapat meningkatkan keuntungan dari sektor pariwisata dalam sebuah region. Cracolici & Nijkamp 2009 menemukan bahwa di Italia, efisiensi tehnikal sangat bervariasi dan sangat besar antar region. Berdasarkan kedua alat analisis frontier dan coefisien efficiency, penelitiannya mengindikasikan bahwa artisitik dan destinasi budaya menunjukkan kinerja yang lebih baik daripada destinasi antara coastal pantai dan pegunungan. Untuk itu, mereka merekomendasikan bahwa destinasi wisata di Italia perlu memberikan perhatian pada keseimbangan antara Input dan output. Paunović et al. 2020 yang melakukan penelitian di Switzerland menemukan bahwa ada keunggulan pada dimensi sumber daya alam natural dan sumber daya budaya, memerlukan banyak investasi, manajemen perencanaan/ marketing strategi yang jitu, tepat sasaran untuk menjadikan destinasi lebih menarik bagi pengunjung internasional guna memperbaiki daya saing wilayah tersebut. Günlü & Küçükaltan 2017 yang mengaitkan antara daya saing destinasi wisata dan kualitas hidup penduduk lokal di Turki menemukan bahwa ada hubungan antara daya saing wisata dan kualitas hidup. Untuk itu, pemerintah lokal diharapkan untuk memperbaiki dan meningkatakn kualitas hidup penduduk lokal dengan memperhatikan keuntungan sosial, konservasi lingkungan, budaya dan heritage, pembangunan infrastruktur, kesehatan dan keamanan di daerah destinasi. Selunjutnya, terdapat penelitian dengan kategori lebih mikro seperti Lee & King 2006 di Taiwan dengan menggunakan teori RBV dan teori orientasi industri dengan indikator penelitian tourism destination resources dan attractor, tourism destination enviromental, tourism destination strategy, dan daya saing destinasi wisata. Mereka menemukan bahwa sumber daya destinasi, strategi destinasi dan lingkungan destinasi berpengaruh pada daya saing destinasi spring tourism. Croes 2011b yang menerapkan teori daya saing pada tujuan wisata pulau kecil menemukan bahwa dengan menyediakan sebuah produk yang berkualitas tinggi akan membuat sebuah destinasi menjadi diingat dan menjadi lebih mempunyai daya saing. Mario et al. 2017 dengan menerapkan analisa faktor terhadap faktor- faktor yang mempengaruhi, maka didapatkan lima hal yang dominan, yaitu destination marketing dan attractor, destination manegement and security, cultural heritage, adopsi IC dan transportasi. Boes, Buhalis & Inversini, 2016 yang meneliti tentang penerapan konsep smartness atau smart city dalam hubungannya dengan wisata, menggunakan teori service dominant logic menemukan bahwa kecerdasan ICT, kepemimpinan, Inovasi sosial capital yang mendukung human capital sebagai komponen inti dari smartness. Meskipun ICT memungkinkan untuk pariwisata pintar, namun tidak cocok untuk memperkenalkan smartness. 3. Metode Metode penelitian yang diterapkan dalam paper ini adalah metode literatur review secara sistematis. Metode ini adalah salah satu metode dalam menelaah kajian pustaka. Untuk menganalisa literatur, kami menggunakan aplikasi Publish or Perish dan Vos Viwer. Keduanya merupakan aplikasi yang sering digunakan untuk melakukan penelitian bibliograpi. Publish or Perish didesain untuk menolong individu secara akademik untuk melakukan analisis pada dampak penelitian. Publish or Perish dapat menggambarkan metrik sitasi dengan berbagai bentuk. Sedangkan VOSviewer digunakan untuk menvisualkan bibliographi, atau data set yang berisi field bibliographi judul, pengarang, penulis, nama jurnal, dan sebagainya . Dalam dunia penelitian, VOSviewer digunakan untuk analisis bibliometrik, mencari topik yang masih ada peluang untuk diteliti, mencari referensi yang paling banyak digunakan pada bidang tertentu dan sebagainya. Indonesian Journal of Tourism and Leisure, 01 2, 2020 107 Copyright © 2020, Indonesian Journal of Tourisme and Leisure Artikel-artikel yang kami review berasal dari jurnal online dari beberapa kelompok penerbit yang mencakup Sage, Emerald dan Sciendirect yang bisa kami download. Adapun tahapan dalam proses pengumpulan data yang kemudian dianalisis di VOSviewer dilakukan dalam beberapa tahap yang terdiri dari Tahap pertama. Pada tahap ini penulis melakukan beberapa proses, yaitu 1. Mendownload artikel jurnal dengan menggunakan Publish or Perish yang bersumber dari Google Scholar dengan total 200 jurnal. 2. Data disimpan dalam format RIS. 3. Data RIS dianalisis menggunakan aplikasi VOSviewer untuk mendapatkan visual. 4. Hasil analisas dengan VOSviewer dituliskan di paper. Tahap kedua. Pada tahap ini penulis melakukan beberapa proses, yaitu 1. Mendownload artikel jurnal dengan menggunakan Publish or Perish yang bersumber dari crossreff, 2. Data disimpan dalam format RIS, 3. Mengubah data di program reference mendeley penulis dengan folder competitiveness destination menjadi format RIS. 4. Data dalam format RIS yang didapatkan dari Publish or Perish baik dri Google Scholars, Crossreff, dan Mendeley penulis selanjutnya di analisa dengan VOSviewer untuk mendapatkan data visual. 5. Hasil analisa disajikan pada paper. Tahap ketiga. Pada tahap ini, penulis merunning untuk ketiga kalinya untuk mendapatkan hasil tentang jejaring author yang telah berkontribusi dalam penelitian daya saing destinasi wisata dalam kurun waktu 2005-2020. Hasil analisa data yang didapatkan dalam bentuk gambar yang menunjukkan tentang peta dan tema-tema yang muncul berdasarkan kategorisasi dalam output program VOSviewer yang berisi tentang visualisasi data seperti 1 besar kecilnya garis yang menghubungkan, serta lingkaran. Hal ini berkaitan dengan besar kecilnya angka hasil analisis VOSViewer, 2. beberapa angka ini menjadi terbagi menjadi link jejaring yang dimiliki dengan menghitung kekuatan link dihitung berdasarkan full atau fractional counting dan banyaknya kemunculan. Selain itu, beberapa jenis analisa yang dilakukan dalam paper ini mencakup a. Sitasi akan menvisualisasiksan dokumen yang diamati. Dokumen yang diuji/diamati akan dihubungkan dengan dokumen lain, jika mereka menyitir artikel lain yang sama-sama diamati. Analisis ini berguna untuk memperlihatkan sitasi antar dokumen, b. Bibliographi coupling artikel diuji dengan menvisulisasi dan dibuatkan networknya jika memiliki referensi yang sama. Analisis ini menunjukkan kedekatan kajian antar dokumen. c. Co-authorship, menganalisis kolaborasi penulis dengan penulis lain. Analisis ini akan menvisuakisasikan hasil berdasarkan nama penulis, organisasi penulis, atau negara asal penulis. Adapun hasil output VOSViewer memiliki tiga tampilan visualisasi, yaitu network, overlay, dan density visualization. 4. Hasil Penelitian Analisa Tahap Pertama Hasil analisis VOSviewer 200 artikel jurnal dengan sumber data dari Google Scholar yang diambil dengan program Publish or Perish terlihat pada tabel 1. Kemudian, visualisasi data terlihat pada gambar 1. Tabel 1. Output Data dari Google Scholar Sumber Data Penelitian 2020 108 Khaeril, Mahlia Muis, Jusni dan Matris Copyright © 2020, Indonesian Journal of Tourism and Leisure Gambar 1. Visualisasi dengan VOSviewer Dari data Visualisasi jaringan pada gambar 1. didapatkan empat cluster penelitian yang terdiri dari data sebagai berikut Tabel 2. Hasil Kluster Tema-teman Daya Saing Item indikator yang Muncul Analysis, country, determinant, factors, impact, model, tourism destination, tourism destination competitiveness. Destination , destination competitiveness, development, role, tourism Relationship, study, tourism competitiveness, tourist Competitiveness, research, Tourism destination Sumber Data Penelitian 2020 Data hasil penelitian juga didapatkan Overlay Visualisasi sebagai berikut Gambar 2. VOSview Overlay Dari Gambar 2. didapatkan penjelasan periode penelitian yang menggambarkan artikel yang banyak muncul dengan kelompok kluster masing- masing. Jaringan berwarna kuning adalah Indonesian Journal of Tourism and Leisure, 01 2, 2020 109 Copyright © 2020, Indonesian Journal of Tourisme and Leisure paper dengan tema quality of life, sustainability, sustainable tourism, performances, stakeholder yang dipublikasi pada periode 2015- 2016. Sedangkan jaringan berwarna hijau adalah paper dengan tema destination competitiveness, tourism development, destination branding, place branding yang dipublikasi dalam kurun waktu 2012-2014. Sedangkan yang berada pada kurun waktu 2011- 2013 adalah artikel dengan tema tourism, marketing dan brand image. Tema-tema yang berkaitan dengan Destination Image, Destination Branding, Place branding, City branding, Manejemen Pariwisata, Pemasaran wisata adalah tema-tema yang masih terbuka untuk diexplore, menjadi perhatian dan kajian bagi para peneliti di masa depan. Pariwisata berbasis lingkungan, pariwisata berbasis budaya, peningkatan kualitas hidup penduduk lokal menjadi kata kunci yang tersoroti dalam jaringan kosakata yang menjadi fokus point para ahli pariwisata. Sedangkan untuk Hasil output VOSviewer lainnya, yaitu visualisasi density didapatkan gambar sebagai berikut Gambar 3. Density Visualisasi Dari Gambar 3. dapat dijelaskan bahwa kata kunci yang kuning dengan bulatan besar adalah item yang banyak diteliti oleh para ilmuwan, cendekiawan, sedangkan yang masih berwarana hijau dengan bulatan cenderung kecil adalah tema-tema yang sedikit, dan belum banyak kurang diteliti. Dari gambar ini dapat dilihat researh gap atau penelitian yang masih masih langka, yaitu quality of life, sustainability, destination marketing, branding, city branding, place branding, image, stakeholders, performances, destination image dan brand Image. Tema-tema yang masih terbuka untuk didalami dan dikembangkan oleh peneliti selajutnya adalah penelitian yang mengaitkan kualitas penduduk lokal di daerah obyek wisata, aspek wisata keberlajutan wisata hubungan dengan daya saing dan pencemaran lingkungan, branding untuk meningkatkan kepedulian wisatawan, meningkatkan kunjungan pelancong nasional dan internasional, keteribatan semua stakeholder dalam meningkatkan kinerja destinasi, bagaimana meningkatkan image positif destinasi untuk daya saing. Analisa Tahap Kedua Data ini adalah hasil analisa terhadap jaringan tema-tema jaringan berdasarkan keyword dimana hal ini adalah penggambaran tentang variabel-variabel penelitian para ahli yang dituangkan dalam artikel ilmiah mereka yang muncul dan masih terbuka ruang untuk menjadi fokus garapan penelitian, agar para pencari kebenaran ilmiah lainnya dapat menemukan kebaruan novelty dalam riset mereka. Analisa tahap kedua ini dilakukan dengan dua cara yaitu 110 Khaeril, Mahlia Muis, Jusni dan Matris Copyright © 2020, Indonesian Journal of Tourism and Leisure dengan melihat jaringan penulis yang saling berkaitan dan sering menjadi rujukan dari berbagai paper dalam bidang destinasi wisata serta kumpulan keyword yang muncul sebagai jaringan pengetahuan yang membangun pohon pengetahuan daya saing destinasi wisata selama periode 2005-2020. Dengan menggunakan Publish or Perish dan VOSviewer, maka didapatkan hasil sebagai tergambar pada gambar 4. Gambar 4. Network Batang Vos View Gambar 4 menunjukkan keterhubungan antara konsep-konsep, indikator dalam lingkup daya saing destinasi wisata. Dalam hasil analisis penelitian, terdapat lima kluster dengan pembagian sebagai berikut Tabel 3. Kluster Tema-tema yang Berkaitan dengan Daya Saing Destinasi Wisata Item yang terkandung di dalamnya Brand, brand equity, Brand Image, branding, city branding, complexity,componen, composition, conten, consumer, defenition, design metodology, destination brand, destination branding, destination image, destination marketing, dimention, DMO, event, Field, future research, image, implementation, Increase, insight, Knowledge, Majority, marketing, network, original value, places, place branding, practical Implication, practisioner, recomendation, scope, tourism literature, trend. Attitude, benefit, community support, company, culture, economic development, employmet, growth, host- community, impact, important role, industry, island, life, light, local resident, rural tourism, rural tourism destination, satisfaction, support, sustainability, sustainable development, sustainability tourism development, tourism development, tourism industry, tourism product. Assestment, comparison, competititor, competitive, conceptual model, country, costumer satisfaction, demand side, destination competitive, determinant, empirical research, general literature, goverment, identification, indicatorm Integrated approach, Integrated Approach, Limitation, main element, measurement, Notion , Ritchie, SET, Supply side, Tourism Research, Tourism destination competitiveness. Competitive Position, Conceptualization, empirical study, form, hospitality, Important performances analisis, impact factors, international tourist, IPA, Journal, key factor, main Purpose, measuring destianation competitiveness, social medium, state, SEM, Structural equation Models, TDC, Tourism competitiveness, Tourism competitiveness Indeks, Travel, world economic forum. Article, aspect, attempt, communication technology, concept, effectiveness, efficiency, effectivenessm Information, Management, Market, Overview, Practice, relation, system. Sumber Data Penelitian 2020 Hasil Output aplikasi juga diperoleh gambaran overlay tentang daya saing destinasi wisata sebagai berikut Indonesian Journal of Tourism and Leisure, 01 2, 2020 111 Copyright © 2020, Indonesian Journal of Tourisme and Leisure Gambar 5. Overlay VOSview Gambar 5. mendeskripsikan tentang relasi antar konsep Variabel/indikator yang penulis ambil dari kurun waktu 2000-2020 dengan Jumlah paper sebanyak 400 artikel. Dapat kita perhatian yang berwarna kuning adalah konsep yang banyak muncul dari paper antara tahun 2014 ke atas. Adapun yang berwarna hijau adalah item indikator yang muncul pada kurun waktu 2013- 2015, sedangkan warna ungu dan kebiru-biruan adalah kata kunci yang muncul dari artikel-artikel jurnal yang terbit pada periode 2011-2013. Selanjutnya juga visualisasi densitas jaringan dapat dilihat sebagai berikut Gambar 6. Density Visualisasi Dari Gambar 6, secara grafis konsep- konesp yang berwarna kuning kemerah-merahan adalah tema-tema yang sudah sering muncul dan banyak diteliti oleh para penulis, sedangkan konsep- konsep yang agak jauh dari warna kuning seperti community participation, community support, rural destination, destination branding, host community, sustainable tourism dan resident attitude, 112 Khaeril, Mahlia Muis, Jusni dan Matris Copyright © 2020, Indonesian Journal of Tourism and Leisure adalah variabel indikator yang masih belum banyak diteliti dan hal ini bisa menjadi ruang penelitian untuk dilanjutkan di masa depan. Analisa Tahap Ketiga Untuk lebih mendalami tentang penulis yang banyak dan sering menulis tentang daya saing destinasi wisata maka penulis berusaha merunning ulang dengan pilihan pada co-citation dan di dapatkan hasil sebagai berikut Gambar 7. Jaringan Penulis Daya Saing Destinasi Wisata Adapun hasil Overlay visualisasi keterhubungan antar penulis dapat digambarkan dalam Gambar di Bawah ini Gambar 8. Overlay Penulis Sedangkan untuk visualisasi densitas penulis Sebagai berikut Gambar 9. Densitas Penulis Daya Saing Destinasi Wisata Indonesian Journal of Tourism and Leisure, 01 2, 2020 113 Copyright © 2020, Indonesian Journal of Tourisme and Leisure Hasil lain yang di dapatkan dari analisis tentang penulis dan penulis kedua dan selanjuntnya didapatkan hasil denga jumlah hubungan 8 dan jumlah kekuatan hubungan sebanyak 19 Kali. Adapun hasil analisis Item terdiri dari tiga kluster kelompok antara lain sebagai berikut Tabel 4. Kluster Penulis TDC Dragicevic, Vanja stankov, ugljesa Dwyer,Larry, Kim, Chulwon Armanenski, Tanja, Mihalic, Tanja Sumber Data Penelitian 2020 Dari Hasil Overlay tentang yang sering muncul dan saling terkait dalam tentang daya saing destinasi wisata didapatkan nama-nama seperti yang tercantum dalam kluster 1,2,3 di atas. Dengan catatan bahwa periodesasi artikel terbitan yang penulis kumpulkan adalah sejak 2005- 2020. Sedangkan artikel yang dipublikasi sebelum tahun tersebut tidak diambil, sehingga ada beberapa penulis rujukan dan sering dikutip dalam paper lain tidak masuk dalam hasil analisa ini. 5. Diskusi Berdasarkan hasil penelusuran literatur secara sistematis secara offline/manual didapatkan hasil sebagai berikut Metode evaluasi yang digunakan dalam mengevaluasi Daya Saing Destinasi Wisata Ada beberapa tekhnik yang telah dilakukan untuk mengevaluasi Daya Saing Destinasi Wisata, antara Lain 1. Metode Delphi yang digunakan untuk menemukan opini yang convergen dari para ahli dengan area topik tertentu seperti dalam tema pariwisata. 2. Analitical Hierakhi Proses AHP untuk mengevaluasi kualitas layanan dalam pariwisata 3. Metode Principal Componen Analysis PCA digunakan untuk teknik multivariat statistik dan Juga untuk penelitian TDC. 4. Metode Importance-Performance to TDC, metode ini menganalisis atribut yang penting yang diasosiasikan dengan jasa dan produk yang mengindikasikan tingkat/derajat kinerja dalam setiap waktu. 5. Metode Information entropy Weight IEW untuk mengukur berat Weight secara obyektif dan mengaplikasikan TOPSIS Tecnick for order preference by Similarity to Ideal Solution adalah metode yang secara penuh dan obyektif mengavaluasi TDC. di Aplikasikan oleh Zhang 2011. 6. Penggunaaan Metode Kaulitatif juga dilakukan Oleh Enright & Newton 2004. 7. Integrated quality Management Go & Govers, 2000 8. Membangun Indikator Komposit juga sudah dikerjakan Oleh Mendola & Volo 2017 Adapun daya saing destinasi wisata determinan yang banyak ditemukan oleh para peneliti antara lain destination attractor, support resources Owiyo, Mulwa, & Kemboi, 2019, infrastruktur pariwisata Cvelbar et al., 2016; Islam, Hossain, & Noor, 2017; Zehrer, Smeral, & Hallmann, 2017; Zhang, Gu, Gu, & Zhang, 2011, destination management, general infrastructure, macr- environment, business environment Cvelbar et al., 2016, accesbility, hospitallity, mix activity Zehrer et al., 2017, nature, history, cultural attractors, fasilitas komunikasi dan jasa yang ditawarkan Islam et al., 2017, kualitas kawasan, daya tarik wisata, kerjasama usaha dan citra kawasan wisata, infrastruktur dan suprastruktur yang baik Ramukumba, 2013, enviromental conservation, carrying capacity, quality of environment Lo, Chin, & Law, 2017, supporting factor, core resources and attractor, deestination management, destination policy, planning and development, qualifying dan amplyifyiing determinnant, overall competitiveness Zehrer et al., 2017, destination support service, people related 114 Khaeril, Mahlia Muis, Jusni dan Matris Copyright © 2020, Indonesian Journal of Tourism and Leisure service Vengesayi, Mavondo, & Reisinger, 2009, capability to attract visitor, local population quality of life, economic tourist sustainability, social tourist sustainability, enviromental tourist sustainability Blanco-Cerradelo, Gueimonde-Canto, Fraiz-Brea, & Diéguez-Castrillón, 2018. Peneliti yang lebih awal seperti Goorochun dan Sugiharto 2005 menemukan bahwa daya saing destinasi wisata determinan indikator infrastruktur pembangunan, daya saing harga, lingkungan, technology advancement, human resources, openess, social development,dan human tourism indikator. Zhang et al. 2011 mengembangkan variabel daya saing destinasi wisata menjadi destination management, nature-based resosurces, heritage resources, quality services, efficient public services, tourism shopping, goverment commitment, location dan akses, e- business, night life, visa requirement, amusement/theme parks. Adapaun variabel yang dibangun oleh Dwyer dan Kim 2003 adalah endowed resources natural, supporting factor, destination management, situational condition, market performances indikator. Adapun Junio, Kim, & Lee 2016 menemukan hubungan daya saing destinasi wisata dengan Bisnis rumah sakit dengan variabel medical tretament and services, tourism specific factors, destination attribute. 6. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang ditemukan dalam penelusuran literatur review ini, ditemukan bahwa masih terbuka kesempatan untuk para peneliti untuk terus mengembangkan model daya saing destinasi wisata, memperkaya, memperluas penerapan teori ini sampai ke tingkat mikro bisnis, pariwisata desa. Mengacu pada hasil penelitian dengan menggunakan dua software aplikasi bibliometrik menunjukkan bahwa di masa depan, untuk memperdalam penulisan terhadap teori daya saing pariwisata dapat dilakukan dengan memperbanyak, mengembangkan, Dwyer & Kim, 2003; Kovacevic, Kovacevic, Stankov, Dragicevic, & Miletic, 2018 menginisiasi penelitian dengan variabel kualitas hidup, partisipasi komunitas, perilaku penduduk lokal, pariwisata berkelanjutan, pariwisata berbasis lingkungan dan akowisata. Berdasarkan pada hasil penelitian khususnya tentang jaringan penulis yang sering muncul dalam artikel daya saing pariwisata menunjukkan adanya perkembangan ahli dan rujukan baru dalam studi daya saing destinasi. Hal yang menarik lainnya adalah para ahli yang muncul banyak yang berasal dari negara-negara Skandinavia yang menandakan bahwa dinamika intelektual dan perhatian yang besar mereka juga sangat mendalam terhadap industri wisata. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Publish or Perish dan VOSviewer dapat disimpulkan bahwa terdapat celah penelitian yang lebar lebar untuk diteliti dan didalami berkaitan dengan relasi kualitas hidup penduduk lokal, komunitas lokal, partisipasi penduduk lokal untuk memberikan darah segar dalam bidang keilmuwan manajemen kepariwisataan, bahkan tidak menutup kemungkinan berkontribusi pada pengetahuan khusus tentang daya saing destinasi wisata. Penelitian ini memiliki keterbatasan setidaknya pada penggalian data menggunakan Publish or Perish hanya dengan periodesasi 2005-2020, tidak dengan waktu yang lebih lama sehingga jumlah papernya masih sedikit yang dapat dikaji dengan VOSviewer. Olehnya karena itu penulis menyarankan agar peneliti di masa depan dapat melanjutkan tema-tema ini ke data yang lebih besar dengan menggunakan sofware bibliometerik lain seperti Nvivo 12 dan lainnya. 7. Ucapan Terima Kasih Terima kasih kami sampaikan kepada para pihak yang telah memberikan saran dan masukan terhadap paper ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada rekan-rekan yang telah menemani diskusi untuk memperkaya paper ini. 8. Konflik Kepentingan Penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan dalam penulisan artikel ini. Indonesian Journal of Tourism and Leisure, 01 2, 2020 115 Copyright © 2020, Indonesian Journal of Tourisme and Leisure Daftar Pustaka Assaf, A. G., & Josiassen, A. 2012. Identifying and Ranking the Determinants of Tourism Performance A Global Investigation. Journal of Travel Research, 514, 388–399. Blain, C., Levy, S. E., & Ritchie, J. R. B. 2005. Destination branding Insights and practices from destination management organizations. Journal of Travel Research, 434, 328–338. Blanco-Cerradelo, L., Gueimonde-Canto, A., Fraiz-Brea, J. A., & Diéguez-Castrillón, M. I. 2018. Dimensions of destination competitiveness Analyses of protected areas in Spain. Journal of Cleaner Production, 177, 782–794. Boes, K., Buhalis, D., & Inversini, A. 2016. Smart tourism destinations ecosystems for tourism destination competitiveness From Smart Cities to Smart Tourism Destinations Ecosystems for tourism destination competitiveness. International Journal of Tourism Cities, 22, 108–124. Cossío-Silva, Revilla-Camacho, & Vega-Vázquez, M. 2018. The tourist loyalty index A new indicator for measuring tourist destination loyalty? Journal of Innovation & Knowledge, 1–9. Cracolici, M. F., & Nijkamp, P. 2009. The attractiveness and competitiveness of tourist destinations A study of Southern Italian regions. Tourism Management, 303, 336–344. Croes, R. 2011. Measuring and explaining competitiveness in the context of small island destinations. Journal of Travel Research, 504, 431–442. Cvelbar, L. K., Dwyer, L., Koman, M., & Mihalic, T. 2016. Drivers of Destination Competitiveness in Tourism A Global Investigation. Journal of Travel Research, 558. de la Peña, M. R., Núñez-Serrano, J. A., Turrión, J., & Velázquez, F. J. 2019. A New Tool for the Analysis of the International Competitiveness of Tourist Destinations Based on Performance. Journal of Travel Research, 582, 207–223. Du Plessis, E., Saayman, M., & Van der Merwe, A. 2017. Explore changes in the aspects fundamental to the competitiveness of South Africa as a preferred tourist destination. South African Journal of Economic and Management Sciences, 201, 1–11. Dupeyras, A., & Maccallum, N. 2013. Indicators for Measuring Competitiveness in Tourism. A guidance document. OECD Tourism Papers, 2, 1–62. Dwyer, L., & Kim, C. 2003. Destination competitiveness Determinants and indicators. Current Issues in Tourism, 65, 369–414. Enright, M. J., & Newton, J. 2004. Tourism destination competitiveness A quantitative approach. Tourism Management, 256, 777–788. Estevão, C., & Ferreira, J. 2009. Regional Competitiveness Of A Tourism Cluster A Conceptual Model Proposal No. 4853. Evans, B. L., Munekata, N., Ono, T., Lee, Tsao, Chang, … Maccallum, N. 2019. Assessing Istanbul competitiveness A multidimensional approach. Tourism Review, 222, 2109–2139. Firdaus, F., & Tutri, R. 2017. Potensi Pengembangan Ekowisata Di Nagari Kotobaru, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Jurnal Kawistara, 72, 115–206. Go, F. M., & Govers, R. 2000. Integrated quality management for tourist destinations A European perspective on achieving competitiveness. Tourism Management, 211, 79–88. Günlü, E., & Küçükaltan, E. G. 2017. Munich Personal RePEc Archive Competitiveness factors of a tourism destination and impact on residents ’ quality of life The case of Competitiveness factors of a 116 Khaeril, Mahlia Muis, Jusni dan Matris Copyright © 2020, Indonesian Journal of Tourism and Leisure tourism destination and impact on residents ’ quality of life The case of Cittaslow- Sefe. 77464. Islam, S., Hossain, M. K., & Noor, M. E. 2017. Determining Drivers of Destination Attractiveness The Case of Nature-Based Tourism of Bangladesh. International Journal of Marketing Studies, 93, 10. Ivanova, M., Kuckertz, A., Lees-marshment, J., Kreutzer, R. T., Bernhard, F., Hiepler, M., … Röcken, M. 2018. Tourism marketing for developing countries battling stereotypes and crises in Asia, Africa and the Middle East. In Journal of Tourism and Cultural Change Vol. 16. Junio, M. M. V., Kim, J. H., & Lee, T. J. 2016. Competitiveness attributes of a medical tourism destination The case of South Korea with importance-performance analysis. Journal of Travel & Tourism Marketing, 344, 444–460. Kovacevic, N. D., Kovacevic, L., Stankov, U., Dragicevic, V., & Miletic, A. 2018. Applying destination competitiveness model to strategic tourism development of small destinations The case of South Banat district. Journal of Destination Marketing and Management, 8, 114–124. Lee, C. F., & King, B. 2006. Assessing destination competitiveness An application to the hot springs tourism sector. Tourism and Hospitality, Planning and Development, 33, 179–197. Lo, Chin, & Law, 2017. Tourists’ perspectives on hard and soft services toward rural tourism destination competitiveness Community support as a moderator. Tourism and Hospitality Research, Vol. 19, pp. 139–157. SAGE Publications. Mario, C., Colima, A. U. De, Pricila, A., Universidad, S., & Colima, I. O. U. De. 2017. The perception of destination competitiveness by tourists. 1–20. Mazanec, J. A., Wöber, K., & Zins, A. H. 2007. Tourism destination competitiveness From definition to explanation? Journal of Travel Research, 461, 86–95. Mendola, D., & Volo, S. 2017. Building composite indicators in tourism studies Measurements and applications in tourism destination competitiveness. Tourism Management, 59, 541–553. Morgan, N., Pritchard, A., & Pride, R. 2011. Tourism places, brands, and reputation management. Destination Brands, 3–19. Novais, M. A., Ruhanen, L., & Arcodia, C. 2018. Destination competitiveness A phenomenographic study. Tourism Management, 64, 324–334. Owiyo, V., Mulwa, J. M., & Kemboi, A. 2019. Strategic Determinants of Destination Competitiveness A Case of Western Tourist Circuit, Kenya. Eastern Africa Journal of Contemporary Research EAJCR, 11, 11–21. Paunović, I., Dressler, M., Nikolić, T. M., & Pantić, S. P. 2020. Developing a competitive and sustainable destination of the future Clusters and predictors of successful national-level destination governance across destination life-cycle. Sustainability Switzerland, 1210. Ramukumba, T. 2013. Community Tourism Awareness Campaign Eden District Municipality, South Africa’s Example. Tourism Review International, Vol. 17, pp. 103–113. Cognizant, LLC. Ritchie, J. R. B., & Ritchie, R. J. B. 1998. Setting the Stage and Management of Branding in Destination Management. Annual Congress of the International Association of Scientific Experts in Tourism, 98September, 1–31. Vengesayi, S., Mavondo, F. T., & Reisinger, Y. 2009. Tourism destination attractiveness Attractions, facilities, and people as predictors. Tourism Analysis, 145, 621–636. Zatori, A., & Beardsley, M. 2017. On-Site and Memorable Tourist Experiences Trending Indonesian Journal of Tourism and Leisure, 01 2, 2020 117 Copyright © 2020, Indonesian Journal of Tourisme and Leisure Toward Value and Quality-of-Life Outcomes. In Advances in Hospitality and Leisure, Vol. 13 pp. 17–45. Zehrer, A., Smeral, E., & Hallmann, K. 2017. Destination Competitiveness—A Comparison of Subjective and Objective Indicators for Winter Sports Areas. Journal of Travel Research, 561, 55–66. Zhang, H., Gu, C. lin, Gu, L. wen, & Zhang, Y. 2011. The evaluation of tourism destination competitiveness by TOPSIS & information entropy - A case in the Yangtze River Delta of China. Tourism Management, 322, 443–451. Idah Wahidah Diki SuhermanBandung City tourism is a potential sector that can be relied upon because it contributes greatly to regional income, but there are problems, namely accessibility due to city congestion which results in slow mobility, and dependence on the local government of Bandung City is another obstacle. This study aims to analyze the penta helix collaboration in increasing the competitiveness of Bandung City tourism, using a qualitative method through a descriptive approach. The method used is qualitative through a descriptive approach. Based on the results of research, Bandung City Tourism has its own uniqueness, especially tourism through the development of various innovations, through active collaboration between elements of the government, businessmen, communities, academics and the media as an effort to increase the competitiveness of regional tourism. Through the development of tourist destinations in increasing the tourism attractiveness of the Bandung City area, it has implications for improving the welfare of the community through local economic study advances the research and methodological approach to measuring and understanding national-level destination competitiveness, sustainability and governance, by creating a model that could be of use for both developing and developed destinations. The study gives a detailed overview of the research field of measuring destination competitiveness and sustainability. It also identifies major predictors of destination competitiveness and sustainability and thereby presents destination researchers and practitioners with a useful list of priority areas, both from a global perspective and from the perspective of other similar destinations. Finally, the study identifies two major types of destination governance with implications for research, policy and practice across the destination life-cycle. The research deals with the analysis of the secondary data from the World Economic Forum Travel and Tourism Index WEF T&T. Major types of destination governance and predictors of belonging to either one of the types, as well as inside cluster predictors have been extracted through a two-step cluster analysis. The results support the notion that a meaningful model of national-level destination governance needs to take into account different development levels of different destinations. The main limitation of the study is its typology creation approach, as it inevitably leads to purpose of this study is to identify the most important drivers for developing destination competitiveness of Bangladesh nature-based tourism by evaluating tourists’ perception. A nationwide structured questionnaire survey of total 432 Bangladeshi tourists is carried out by dividing the whole country into two parts for equal representation. Based on this data, a profile of the tourists is constructed before ranking of attributes from most important to least important on a five-point Likert scale. An Exploratory Factor Analysis EFA has been conducted finally to identify the most important factors from 24 selected attributes related to nature-based tourism of Bangladesh. The key findings indicate that seven attributes are more important to respondents than others as all these has average importance value more than 4 out of 5 while only two is least important. From the EFA of these attributes, supported by a parallel analysis, four major factors are extracted namely, tourism infrastructure; historical and cultural attractors; natural attractors; and communication facilities and lifestyle similarities. Thus, this study will help both policy makers to develop long term destination policy focusing on natural attractors and service providers to customize their services according to tourists’ expectation. Consequently, this paper conceptualizes the importance of focusing on specific sectors of tourism and the way of developing competitiveness of nature-based tourism of Bangladesh. However further studies can be conducted to match tourists’ evaluation of attributes on importance and performance and/or evaluating same perception from service providers rather than destination competitiveness literature, while well established, is fraught with inconsistencies over its definition, measurement and its legitimacy as a topic of research. Given the divide that exists, this paper proposes a phenomenographic approach to the study of destination competitiveness. Specifically, the paper argues that efforts to advance destination competitiveness should be preceded by a better understanding of how destination stakeholders is conceptualize the term. This paper explores how destination stakeholders understand destination competitiveness. The findings reveal three distinct conceptions of destination competitiveness which are hierarchically related destination competitiveness as perception of a destination, destination competitiveness as performance, and destination competitiveness as a long-term process. Additional features of destination competitiveness are discussed including the relationship between competitiveness and attractiveness, and the dynamic nature of the competitor set. This paper concludes with a discussion of the implications for advancing the destination competitiveness tourism is an integrated part in the services field, and this industry has long been recognized as a valuable tool for economic development in rural destinations. However, the multiplying growth of rural tourism destinations has led to a stiff competition among the industry. Thus, the identification of tourists’ perspective on the hard and soft services components toward the development of rural tourism is a key element in surviving into the rapid tourism competition. The pivotal role of community support as an integral part of tourism product in ensuring sustainable development of rural tourism destination would also being the key indicator for the development of rural tourism. Hence, this study highlighted the importance of tourists’ perspective on hard services tourism infrastructure and accommodation and soft services range of activities and special events toward the competitiveness of rural tourism destination’s development with community support who act as a moderator. A total of 314 respondents comprising tourists who visited Kampung Semadang, Kampung Telaga Air, and Kubah National Park Kampung Matang, Kuching, Sarawak has voluntarily participated in this study. To assess the developed model, SmartPLS M3 is applied based on path modeling and bootstrapping. Interestingly, the findings revealed that tourists are more concerned about the quality of accommodation, infrastructure, range of activities, and special events for the development of tourism destination competitiveness in rural tourism destination. In addition, tourists also believed that the existence of community support is crucial in moderating the relationship between accommodation quality and tourism destination competitiveness. This study further discussed on the implications of the findings, limitations, and directions for future main goal of this study was to analyze the applicability of Ritchie and Crouch's competitiveness model for the assessment of tourism advantages and disadvantages of a relatively small, unknown region with under-developed tourism. For this purpose, the authors selected the South Banat district in Serbia. The model was found suitable for the intended application. The results show that stakeholders believe South Banat is not a competitive tourism destination, even at the regional level. However, the destination's advantages, which can be used as starting point for improving the destinations competitiveness, were identified. A comparison of two groups of stakeholders, the private and public sectors, indicated significant differences in the ratings of destination management and in the destination's policy, planning and development indicators are useful tools to synthesize and monitor multidimensional phenomena. The aim of this paper is twofold to offer the methodological foundations to build composite indicators in tourism and to evaluate a set of currently available composite indicators. Tourism destination competitiveness indicators constitute the object of this contribution. Their definitions, concepts and measures are analyzed and their evaluation is performed through the application of an original protocol. The results highlight that several methodological issues still surround the measurement of destinations competitiveness indicators. This paper provides tourism scholars and practitioners with a set of statistical guidelines to build composite indicators and with an operative scheme to assess indicators' effectiveness in empirical evaluations. study aims to explore the importance and performance of medical tourism destination competitiveness TDC. The aims were achieved by collecting empirical data on the perceptions of stakeholders in the medical tourism industry in South Korea. Results from the importance–performance analysis IPA revealed that medical TDC is primarily influenced by medical treatments and services, destination attributes, and tourism-specific factors. This study not only enhances tourism literature, but also contributes significantly to the existing literature on competitiveness. The study provides useful marketing insights for medical tourism suppliers in South Korea and countries in similar situations with the relevant industry. Takalani RamukumbaAlthough there is an increasing community understanding of the benefits tourism brings to communities, there are still many who are yet to appreciate the significance of tourism, including policy makers and the general public. Because community support, or lack of it, can have a significant effect on the success or failure of a tourist destination, awareness-raising activities about the significance of tourism play a crucial role in the future development of the industry. Ironically, it is a role that is still not fully appreciated by many in the industry. Tourism is simultaneously portrayed as a destroyer of culture, undermining social norms and economies, degrading social structures, stripping communities of individuality, and as a savior of the poor and disadvantaged, providing opportunities and economic benefits, promoting social exchange, and enhancing livelihoods. Therefore, the study focused on evaluating the accessibility and effectiveness of the different communication mediums that are used by the Eden District Municipality to raise community tourism awareness. The study used surveys because they are commonly used for collecting data within the field of tourism and hospitality. For purposes of this research, a descriptive survey was conducted. The study found that across the different stakeholders in the tourism industry of the Eden District Municipality, there was a significant difference statistically on their views on mediums used to communicate community-based tourism issues, both benefits and costs, and the accessibility of the mediums used as well as the effectiveness of the medium used to communicate the benefits and costs of community-based tourism. wisata terdapat beberapa syarat. Menurut R & Rozak (2012), daya tarik tempat tujuan wisata merupakan motivasi utama bagi wisatawan untuk melakukan kunjungan wisata. Berdasarkan indikator tersebut maka disusun kuesioner daya tarik wisata sebagai berikut : 1) Daya tarik wisata alam (natural attraction) 2) Daya tarik wisata yang dikelola khusus YRjpY70.